Cerita Porong Tempo Doeloe -->

Silakan ketik kata kunci

Recent Posts

Cerita Porong Tempo Doeloe


Oleh Eny Widijaningsih

Untuk mengisi waktu kegiatan sore hari dengan membaca sejarah, menemukan cerita yang belum pernah saya baca sama sekali, mengenai wilayah Porong. Apakah ini ada hubungannya dengan luapan lumpur panas lapindo? Entahlah, saya juga tidak tahu.

Kejadian ini masih misteri, ketika Kerajaan Majapahit memusatkan kekuatannya di wilayah yang sama dengan zaman Raja Erlangga. Di seputar terusan kali Porong versi Begawan pujangga, Rakryan Vadia Andika, yang konon beliau saat itu telah berusia satu setengah abad, tatkala Prabu Hayam Wuruk yang telah mangkat sekira baru selama 1000 hari, seluruh bala tentara Majapahit disiagakan di lima titik kekuatan laut perairan nusantara untuk menjaga serbuan dari Utara.

Mengapa wilayah terusan kali Porong begitu penting bagi Majapahit dan Kahuripan? Singkat cerita, wilayah kali Porong dulunya tandus. Sedangkan aliran sungai brantas menuju laut Jawa melalui kali Mas selalu menimbulkan banjir. Wilayah yang digenangi air dari sungai brantas ini tak jauh dari wilayah tandus.

Hal inilah yang menjadi alasan Raja Erlangga mengerahkan segenap rakyatnya untuk membangun terusan Porong yang bermuara di Selat Madura, selanjutnya sekitar wilayah terusan itu menjadi tempat yang subur. Dengan maha karyanya ini, Raja Erlangga dijuluki sebagai jelmaan Dewa Wishnu.

Sungai brantas ini airnya bersumber dari Gunung Kelud. Dari cerita Begawan pujangga, diketahui bahwa antara Kelud dengan wilayah Porong ada terusan atau terowongan bawah tanah. Di terowongan ini mengalir gas alam dari perut bumi tepat tegak lurus di bawah kawah Gunung Kelud. Gas inilah yang membuat daerah Porong semakin tandus sebelum dibangun terusan Porong oleh Raja Erlangga.

Masih penasaran dengan cerita Porong yang sangat fenomal? Believe it or not, let`s listen together to understand this story. If you have other references, please share your views to add the point of this story.

Cerita masih versi dari Begawan pujangga, Rakryan Vadia Andika. Ternyata letak Kerajaan Kahuripan berada di wilayah tandus dan menjadi subur karena terusan yang dibuat oleh Raja Erlangga mengalir ke sungai brantas yang mengaliri wilayah tandus tersebut dan terowongan bawah tanah dari Gunung Kelud hingga Porong. Selama beratus-ratus tahun lamanya, telah mengendap ke bumi dan membentuk kolam air raksasa di bawah tanah. Kolam raksasa ini dinamakan gas magma yang berasal dari perut bumi di bawah Gunung Kelud.

Sejak zaman kepemimpinan Raja Erlangga hingga Raja Hayam Wuruk, terusan Porong ini termasuk wilayah yang genting karena merupakan daerah yang memiliki potensi bahaya. Mungkin karena alasan ini pula, Raja Erlangga memindahkan Kerajaan Kahuripan ke Gunung Emas di wilayah Kediri.

Apakah ini sebuah jawaban tentang bencana yang muncul di wilayah Porong yang sampai saat ini masih menyemburkan awan panas, walaupun intensitasnya sudah sangat berkurang jauh dari beberapa tahun yang lalu?

Wallahu a`lam bisshawab.

Coba kita simak lagi, Begawan pujangga juga pernah menceritakan bahwa suatu hari nanti (entah itu kapan), wilayah genting ini, entah dengan cara apa, dan bagaimana kejadiannya, akan terkubur. Di mana gas panas dari terowongan Gunung Kelud yang mengaliri daerah ini, serta kolam besar bawah tanah akan membentuk uap panas yang siap keluar dari perut bumi.

Wilayah terusan Porong ini walaupun sudah ditinggal ratusan tahun oleh Raja Erlangga masih tetap aman. Wilayah ini juga menarik bagi pendatang baru yang kasat mata maupun tidak kasat mata.

Untuk menanggulangi bencana yang kapan saja bisa muncul di wilayah ini, ternyata leluhur Kahuripan juga telah mengajarkan bagaimana cara menanggulanginya. Cara menanggulanginya harus pada saat yang tepat. Saat yang tepat di sini maksudnya adalah saat Gunung Kelud meletus.

Dari ulasan cerita ini, tentunya setiap pembaca mempunyai sudut pandang yang berbeda. Mungkin ada yang memandang cerita ini sebagai ramalan, mitos atau takhayul yang sifatnya klenik, yang tidak bisa diuji kebenarannya dengan metode ilmiah. Namun, kadangkala pada kehidupan saat ini, ramalan menjadi sisi kehidupan yang nyata dan tidak bisa kita abaikan. Sebagian ada yang meyakini ramalan kala itu, lahir dari pengamatan mata batin Sang Peramal.

Mungkin pada saat itu, si peramal meramalkan suatu kejadian bukan bermaksud untuk mendahului kehendak Sang Pencipta. Namun, ramalan tersebut kelak bisa digunakan sebagai tuntunan untuk lebih bersikap hati-hati dalam bertindak.

Semoga bermanfaat dan senang membacanya sebagai hiburan mengisi waktu luang. Salam sehat dan tetap semangat.

Editor : Fie R
Join Telegram @rafifamir @rafif_amir
Cancel