Soal Ribut-Ribut "Turun Mesin" -->

Silakan ketik kata kunci

Recent Posts

Soal Ribut-Ribut "Turun Mesin"


Oleh Rafif Amir

Saya tak ingin masuk pada masalah keluarga. Saya hanya ingin mengomentari Komnas Perempuan yang menyerang Aa Gym gara-gara ucapan "turun mesin". Komnas menyebutnya sebagai pelecehan verbal.

Cuitan Komnas Perempuan itu kemudian dijadikan dalil oleh media dan netizen yang memang pada dasarnya membenci dakwah untuk menghancurkan karakter Aa Gym.

Padahal, istilah "turun mesin" itu sudah lazim digunakan dan ada dalam KBBI untuk menyebut perempuan yang melahirkan. Tetapi karena mereka semua kurang membaca, dan suka mencari-cari kesalahan, maka ucapan Aa Gym itu kemudian dijadikan senjata untuk menyerang dan untuk menunjukkan kepada publik seolah-olah mereka paling peduli pada perempuan.

Di mana Komnas, saat banyak perempuan diperkosa dan menjadi korban pelecehan di area publik? Di mana Komnas saat pelajar perempuan dipaksa menanggalkan jilbab dan kasus seorang perempuan bercadar yang ditarik paksa cadarnya oleh tetangganya sendiri? Di mana Komnas saat "ketelanjangan" perempuan dijadikan sebagai objek dalam iklan-iklan bisnis produk? Di mana Komnas Perempuan saat pornografi menjamur sehingga menjadi penyebab seorang anak SD berbuat tak senonoh dengan saudara kandungnya sendiri?

Apakah mereka hanya bersemangat mengomentari isu perceraian dan poligami? Dan menganggap bahwa angka 300.000 kasus kejahatan seksual hanya sebagai informasi siap saji?

Kalau Komnas benar-benar ingin membela hak-hak perempuan, maka seharusnya mereka mulai dari pertanyaan paling dasar: apa sebab perempuan menjadi korban? Lalu mulailah sebuah gerakan. Kalian nanti akan tahu, bahwa aturan Islam adalah solusi terbaik untuk memberantas setiap upaya kekerasan terhadap perempuan. Dan itu sudah ada, 15 abad sebelum Komnas Perempuan dilahirkan.

Sidoarjo, 14 Juni 2021
Join Telegram @rafifamir @rafif_amir
Cancel